Kamis, 12 November 2009

Pembelajaran Individual

Guru yang melakukan proses pembelajaran selalu merasakan adanya perbedaan bakat dari setiap siswa yang dihadapi. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran. Ada siswa yang cepat reaksinya jika diberikan pertanyaan atau disuruh untuk mengerjakan soal di depan kelas dan ada yang lamban. Bahkan ada juga yang sama sekali tidak mau walaupun mereka ditunjuk oleh guru. Ini disebabkan karena bakat yang dimiliki oleh siswa dalam satu kelas sangat bervariasi, walaupun mereka digabung dalam satu kelas yang memiliki karakteristik yang sama, misalnya kelas IPA atau kelas IPS.
Distribusi siswa dalam sebuah kelas dengan adanya siswa pandai, sedang, dan bodoh, menurut Nasution (2009:33) mengikuti kurva normal. Kurva normal dalam statistik merupakan penyebaran nilai sesuatu berdasarkan angka-angka dari yang rendah sampai yang tinggi. Jika bakat yang dimiliki oleh siswa mengikuti kurva normal, maka wajar saja jika hasil belajarnya juga terdistribusi menurut kurva normal misalnya dari angka 1 sampai 10. Namun hal ini bertentangan dengan konsep kurikulum KTSP yang menghendaki sistem pembelajaran tuntas. Siswa diharuskan menguasai materi pelajaran berdasarkan batas ketuntasan minimal atau KKM. Jika hal tersebut harus dipenuhi, maka hasil belajar siswa tidak lagi mengikuti kurva normal. Salah satu solusi untuk mengatasi adanya perbedaan individu dari siswa dengan hasil belajar yang tidak mengikuti kurva normal adalah pembelajaran individual (individual instruction).
Pembelajaran individual berorientasi pada perbedaan bakat yang dimiliki oleh siswa. Bukan berarti bahwa pembelajaran dilakukan dengan mengajar siswa satu persatu, akan tetapi tetap belajar secara bersama-sama, dan guru harus memberikan pelayanan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut teori Vygotski, dalam pembelajaran terkadang siswa bekerja untuk menyelesaikan sesuatu yang belum dipelajari memerlukan bantuan sampai ia bisa menyelesaikannya. Bakat yang dimiliki anak tersebut berbeda-beda tetapi tetap berada dalam “zone of proximal development” mereka masing-masing.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

 

All Physics

Portal Ilmiah

Links

Patner's Link

Blog Wija Tho Bone Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template