Senin, 30 November 2009

Soal UH KD 1.5 dan 1.6

Berhubung sesuatu hal, saya tidak sempat masuk mengajar minggu ini dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Kolaborator saya di SMA Negeri 1 Sinjai Barat yaitu Ibu Nurbaya, S.Pd atas partisipasinya menggantikan saya mengajar di Kelas XI IPA dengan materi Aplikasi Hukum Kekekalan Energi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bahan evaluasi hasil belajar siswa, maka saya upload soal Ulangan Harian untuk KD 1.5 dan 1.6. Silahkan klik di sini untuk mengunduh soalnya.Hanya saja saya belum upload jawaban dan penskorannya, karena khawatir ada siswa yang membukanya. Karena keterbatasan waktu dan materi yang dari kedua KD tersebut sama, maka ulangan harian untuk KD 1.5 dan 1.6 dilaksanakan satu kali. Kepada seluruh siswa kelas XI IPA saya mengucapkan selamat belajar, semoga hasil ujiannya mendapatkan hasil yang memuaskan. Selama berlangsungnya ujian siswa diperbolehkan menggunakan alat hitung atau kalkulator. Mohon bantuan guru yang mengawas supaya siswa dilarang membuka buku dan bekerja sama.
Dengan gaya dan perubahan posisi yang besar akan menghasilkan sebuah usaha yang maksimal.
Hanya dengan usaha dan perubahan pemikiran yang membuahkan hasil belajar .

Kamis, 12 November 2009

Pembelajaran Individual

Guru yang melakukan proses pembelajaran selalu merasakan adanya perbedaan bakat dari setiap siswa yang dihadapi. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran. Ada siswa yang cepat reaksinya jika diberikan pertanyaan atau disuruh untuk mengerjakan soal di depan kelas dan ada yang lamban. Bahkan ada juga yang sama sekali tidak mau walaupun mereka ditunjuk oleh guru. Ini disebabkan karena bakat yang dimiliki oleh siswa dalam satu kelas sangat bervariasi, walaupun mereka digabung dalam satu kelas yang memiliki karakteristik yang sama, misalnya kelas IPA atau kelas IPS.
Distribusi siswa dalam sebuah kelas dengan adanya siswa pandai, sedang, dan bodoh, menurut Nasution (2009:33) mengikuti kurva normal. Kurva normal dalam statistik merupakan penyebaran nilai sesuatu berdasarkan angka-angka dari yang rendah sampai yang tinggi. Jika bakat yang dimiliki oleh siswa mengikuti kurva normal, maka wajar saja jika hasil belajarnya juga terdistribusi menurut kurva normal misalnya dari angka 1 sampai 10. Namun hal ini bertentangan dengan konsep kurikulum KTSP yang menghendaki sistem pembelajaran tuntas. Siswa diharuskan menguasai materi pelajaran berdasarkan batas ketuntasan minimal atau KKM. Jika hal tersebut harus dipenuhi, maka hasil belajar siswa tidak lagi mengikuti kurva normal. Salah satu solusi untuk mengatasi adanya perbedaan individu dari siswa dengan hasil belajar yang tidak mengikuti kurva normal adalah pembelajaran individual (individual instruction).
Pembelajaran individual berorientasi pada perbedaan bakat yang dimiliki oleh siswa. Bukan berarti bahwa pembelajaran dilakukan dengan mengajar siswa satu persatu, akan tetapi tetap belajar secara bersama-sama, dan guru harus memberikan pelayanan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut teori Vygotski, dalam pembelajaran terkadang siswa bekerja untuk menyelesaikan sesuatu yang belum dipelajari memerlukan bantuan sampai ia bisa menyelesaikannya. Bakat yang dimiliki anak tersebut berbeda-beda tetapi tetap berada dalam “zone of proximal development” mereka masing-masing.

Kamis, 23 Juli 2009

Menulis Postingan

Atas permintaan rekan seperjuangan dari lereng Gunung Bawakaraeng tentang cara melakukan postingan di blog, maka kembali saya sedikit membagi pengetahuan tentang cara melakukan postingan. Sebenarnya artikel yang memuat tema ini sudah banyak, termasuk juga buku-buku yang menulis tentang blog di awal babnya pasti secara detail dijelaskan hal tersebut. Tapi tidak ada juga salahnya kalau saya tuliskan kembali, karena secara jujur penulis juga banyak mendapatkan pengetahuna dari dunia maya, walaupun awalnya dimulai dari membaca buku.
Langsung ke topik pembahasan, langkah awal yang teman-teman lakukan adalah login dulu ke blognya. Saya yakin tidak ada lagi yang tidak tau, atau tidak apa saya mulai awal saja biar lancar urusannya.
1. Login atau masuk ke blok, ketik www.blogger.com atau blogspot.com lalu enter
2. Setelah muncul Gambar 1 di bawah ini, masukkan alamat emailnya pada kotak Nama pengguna dan kata sandi blog (bukan sandi email) kecuali kalau sama, lalu klik Masuk


3. Setelah muncul kotak Dasbor pada blog Anda, klik kotak Entri Baru

4. Selanjutnya teman-teman sudah bisa memulai postingan dengan mengisi Judul Postingan pada kotak Judul, dan materi atau isi postingan pada kotak yang besar di bawah.

5. Setelah semua unek-unek teman sudah tersalurkan dan sudah siap untuk disebarluaskan untuk dibaca orang lain, maka klik Terbitkan Entri yang ada di bawah kotak postingan.
Berikutnya teman-teman tinggal Lanjutkan untuk menulis terus, biar semua orang yang tersambung dengan dunia maya mengenal siapa sobat.

Rabu, 15 Juli 2009

Settingan Modem GSM

Kepada rekan-rekan keluarga besar SMA Negeri 1 Sinjai Barat di Manipi, kembali saya tuliskan postingan tentang cara menggunakan modem GSM sebagai alternatif untuk mengakses internet. Mengingat daerah Sinjai Barat belum terjangkau jaringan telepon kabel, maka untuk mengakses internet digunakan ISP Telkomsel atau Indosat dengan menggunakan Ponsel atau Modem GSM.
Pada artikel sebelumnya saya telah jelaskan cara setting Ponsel untuk digunakan sebagai modem, mulai dari menginstal PC Suite sampai cara koneksi dengan komputer atau laptop. Kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan cara menggunakan modem GSM. Walaupun pembahasan ini mungkin sudah kadaluarsa bagi pembaca yang lain, tetapi tidak ada salahnya saya upload karena mungkin saja masih ada yang membutuhkannya terkhusus kepada seluruh rekan-rekan saya di SMA Negeri 1 Sinjai Barat.
Modem yang saya gunakan disini adalah modem GSM merek Huawei. Langkah awal sebelum kita mengatur koneksi adalah menginstal modem dengan langkah sebagai berikut:
1. Sambungkan modem dengan PC atau Laptop menggunakan kabel data yang dibeli bersamaan dengan modem tersebut.
2. Setelah tersambung maka komputer akan menginstalnya secara otomatis sampai muncul Gambar 1, karena driver modem sudah ikut di dalamnya.


Kamis, 11 Juni 2009

Aktivitas Zat Radioaktif

Radioaktivitas didefinisikan sebagai peluruhan inti atom yang berlangsung secara spontan, tidak terkontrol dan menghasilkan radiasi. Unsur yang memancarkan radiasi seperti ini dinamakan zat radioaktif.

Radioaktivitas mula-mula ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1896 secara tidak sengaja. Kemudian pada tahun1898 Pierre Curie dan Marie Curie menemukan bahwa Polonium dan Radium juga memancarkan radiasi-radiasi yang radioaktif. Radiasi-radiasi radioaktif yang dipancarkan oleh elemen-elemen itu mengandung partikel-partikel sebagai berikut:
1. Sinar-sinar α atau partikel-partikel α
2. Sinar-sinar β atau partikel-partikel β
3. Sinar-sinar γ atau partikel-partikel γ
Berdasarkan aturan gaya lorentz, dapat diketahui bahwa sinar α merupakan partikel bermuatan positif, sinar β bermuatan negatif, dan sinar γ merupakan partikel tidak bermuatan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai aktivitas, daya tembus sinar β dan sinar γ maka dilakukan percobaan Aktivitas Zat Radioaktif. Selain itu, dari percobaan ini juga akan diamati hubungan jarak sumber radioaktif dengan aktivitas sumber radioaktif.
Hasil percobaan secara lengkap dapat di download di sini.

Rabu, 03 Juni 2009

Spektrum Atom Hidrogen

Percobaan spektrum atom hodrogen bertujuan untuk menyelidiki adanya spectrum diskrit atom hidrogen yaitu spektrum warna-warna mulai dari warna ungu, nila, biru, hijau, kuning, jingga dan merah. Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan merupakan karakteristik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang kontinu. Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini berkaitan erat dengan struktur atom.
Untuk melihat secara detail tentang spektrum atom hidrogen serta data yang telah kami peroleh di dalam Laboratorium Fisika FMIPA UNM saat melakukan percobaan ini dapat di download di sini.

Jumat, 29 Mei 2009

Administrasi Pembelajaran

Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi tentang cara membuat sebuah administrasi pembelajaran.Tujuan administrasi ini adalah memberikan kemudahan saat Bapak/Ibu mengajar di kelas. Karena filenya berisikan tentang perangkat pembelajaran, absen siswa, format penilaian, dan lain-lain. Pokoknya apa saja yang terasa kita butuhkan dalam mengajar semua bisa diinput dalam satu file, yitu Microsoft Excel.Untuk men download contoh file yang saya buat silahkan anda klik download.File tersebut hanya sebuah contoh, Bapak Ibu bisa membuat sendiri yang lebih bagus lagi. Selamat melaksanakan tugas dengan lebih profesional lagi.

Rabu, 27 Mei 2009

PMDK UNM

Hasil seleksi penerimaan calon mahasiswa baru bebas tes di Universitas Negeri Makassar telah diumumkan minggu ini.
SMA Negeri 1 Sinjai Barat sebagai salah satu sekolah yang mengusulkan beberapa siswa berhasil meloloskan 3 orang. Mereka yang dinyatakan lulus adalah sebagai berikut:
1. A. Kurnia Fahruddin (Biologi Bilingual)
2. A. Rachmiah ( Bahasa Inggris)
3. Nurhidayah (Matematika)
Secara kuantitas jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain yang ada di Sul-Sel. Namun kami sudah bersyukur, dengan hasil ini sudah mengindikasikan bahwa SMA Negeri 1 Sinjai Barat juga mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan. Semoga di tahun-tahun berikutnya prestasi siswa bisa lebih baik lagi. Mengingat sekolah kami sangat jauh ketinggalan dari berbagai sisi, terutama sarana dan prasaranas sekolah. SMA Negeri 1 Sinjai Barat belum terjangkau jaringan/saluran telepon, sehingga untuk akses internet masih menggunakan jasa telkomsel dengan menggunakan GSM atau ponsel. Tentunya ini membutuhkan biaya yang lebih besar.
Selamat kepada siswa yang telah berhasil lolos di Almamater Pahlawan yang akan dihargai Jasanya (UNM). Tantangan yang akan Anda hadapi semakin berat.

Kamis, 21 Mei 2009

Ponsel sebagai Modem

Menggunakan ponsel sebagai modem atau modem GSM dan CDMA merupakan salah satu pilihan untuk memudahkan akses internet. Anda tidak harus duduk di rumah atau di kantor untuk menikmati dunia maya. Bisa duduk-duduk di taman bahkan sambil menikmati indahnya panorama alam Manipi dari lereng Bolaromang sambil menikmati udara segar. Pada kesempatan ini saya memperkenalkan akses internet dengan menggunakan ponsel khususnya tipe GSM. Secara khusus tulisan ini saya buat untuk menjadi acuan semua rekan di Manipi Sinjai Barat. Mengingat Sinjai Barat belum terjangkau saluran line telepon, sehingga ISP alternative yang bisa dipakai adalah telkomsel flash atau indosat. Langkah awal yang harus dipenuhi adalah PC Suite HP harus sudah terinstall di PC atau Laptop. Saya menganggap semua rekan sudah terinstall PC Suite di komputernya, sehingga saya memulai cara koneksi berikut ini.
1. Sambungkan HP anda dengan computer menggunakan kabel data atau dengan sambungan Bluetooth.
2. Tunggu beberapa saat sampai ikon HP di Taskbar berwarna hijau, seperti gambar di bawah ini.


Gambar 1.

3. Klik 2 x ikon HP tersebut, sehingga muncul kotak dialog di bawah ini.


Gambar 2.


4. Klik Hubungkan ke Internet, dan tunggu sampai muncul kotak dialog di bawah.


Gambar 3.


5. Klik Pengaturan, kemudian klik Next atau Berikutnya, Kemudian pilih Konfigurasi sambungan secara manual kemudian klik Berikutnya.
6. Setelah muncul gambar di bawah ini tentukan titik akses (baca artikel tentang Akses Point). Seperti pada gambar di bawah saya menggunakan titik akses Internet. Nama pengguna dan Kode sandi di kosongkan saja, selanjutnya klik Selesai.


Gambar 4.


7. Langkah terakhir adalah klik Sambung, kemudian tunggu sampai muncul gambar di bawah (ada tanda ceklis).


Gambar 5.


8. Selanjutnya Anda klik browser, interner explorer atau Mozilla.
Selamat mencoba dan menikmati dunia maya.

Minggu, 17 Mei 2009

Persamaan Schrodinger


Persamaan Gelombang Schrödinger pada Atom Hidrogen
Atom hidrogen terdiri dari inti bermuatan +e dan elektron (partikel yang bermuatan –e.

Untuk kemudahan, inti atom dianggap diam dan elektron bergerak mengelilingi inti karena pengaruh gaya Coulomb dari inti. Persamaan Schrödinger untuk elektron dalam sistem koordinat kartesian tiga dimensi :

Energi potensial V adalah energi potensial listrik :

Karena energi potensial V hanya merupakan fungsi dari r, maka persamaan Schrödinger lebih mudah diselesaikan bila digunakan sistem koordinat bola. Persamaan Schrödinger dalam sistem koordinat bola berbentuk :
(3)

dengan  = (r,,) yang dapat diandaikan berbentuk :
(r,,) = R(r)()() (4)
dengan melakukan subtitusi persamaan (4) ke persamaan (3), selanjutnya membagi seluruh persamaan dengan R(r)()() diperoleh :
(5)

Persamaan (5) dikalikan dengan r2sin2 sehingga diperoleh :
(6)

Suku ketiga dari persamaan (6) hanya merupakan fungsi dari variabel , sehingga harus sama dengan suatu konstanta, misalnya sama dengan –m2, maka diperoleh persamaan:


atau
(7)

yang merupakan komponen azimuth dari persamaan Schrödinger dan persamaan (6) menjadi :
(8)

Persamaan (8) dibagi dengan sin2 diperoleh
(9)

atau bisa dituliskan sebagai :
(10)

Persamaan (10) hanya akan benar jika kedua ruas sama dengan suatu konstanta yang sama. Misalkan konstanta tersebut adalah l(l+1) maka diperoleh persamaan :


atau

(11)
yang merupakan komponen radial dari persamaan Schrödinger, dan :


atau
(12)

yang merupakan komponen tangensial dari persamaan Schrödinger.



Kajian Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

Pada prinsipnya manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Kajadian-kejadian tersebut merupakan persoalan atau masalah yang terkadang merangsang mereka untuk menyelidikinya. Dalam usaha untuk mengetahui sesuatu tersebut akhirnya manusia memperoleh pengetahuan yang dengannya akan berguna bagi kehidupan mereka. Dalam usaha memperoleh pengetahuan tersebut mereka melibatkan pancaindra, maka pengetahuan tersebut dikatakan bersumber dari pancaindra. Di samping itu ada pula pengetahuan yang bersumber dari perasaan, pikiran/ratio manusia. Dalam proses pencarian informasi terhadap masalah yang terjadi tersebut dikatakan melakukan penelitian. Sehingga penelitian itu dilakukan jika timbul suatu masalah yang ingin kita pecahkan.
Sebelum melakukan proses penyelidikan atau penelitian, kita harus mempelajari dan mencari konsep dasar dari objek tersebut. Konsep atau teori yang berhubungan dengan objek harus dipahami betul, yang dalam penelitan disebut tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka merupakan teori dasar yang digunakan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan pada penelitian yang akan dilakukan. Jadi tinjauan pustaka merupakan pandangan kritis terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan yang signifikan dengan penelitian yang sedang (akan) kita lakukan.
Mengingat pentingnya kajian ini sebelum melakukan penelitian, maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka dan kerangka pikir, yaitu:
1. Maksud dan Tujuan Pustaka
2. Syarat dan Struktur Kerangka Teoritik
3. Kerangka Pikir

BAB II
PEMBAHASAN

A. Maksud dan Tujuan Pustaka
Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kuat, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai hal itu, kita harus melakukan telaah pustaka. Karena itu sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.
Dalam istilah tinjauan pustaka (literature review), "pustaka" berarti karya-karya yang menjadi rujukan untuk memahami dan menyelidiki masalah penelitian. Karya-karya tersebut dapat berupa publikasi, seperti:
1. Artikel Jurnal
Karya dalam kelompok ini sangat bagus terutama karena informasinya yang mutakhir. Karya dalam kategori ini sangat sering digunakan dalam tinjauan pustaka karena ringkas, formatnya up-to-date untuk penelitian, dan semua jurnal yang memiliki reputasi hanya mempublikasikan karya penelitian yang paling relevan dan reliabel.
2. Buku
Buku cenderung kurang mutakhir karena waktu yang diperlukan lebih lama untuk menyusunnya bila dibandingkan dengan artikel jurnal. Buku teks agaknya kurang bermanfaat untuk dimasukkan ke dalam tinjauan pustaka karena buku umumnya ditujukan untuk keperluan pengajaran, bukan penelitian. Walaupun demikian, buku dapat menjadi titik awal yang baik untuk menelusuri sumber-sumber yang lebih rinci
3. Laporan Pemerintah dan Perusahaan
Banyak departemen pemerintah dan komisi perusahaan yang melakukan penelitian. Publikasikan hasil penelitian mereka dapat menjadi sumber informasi, tergantung bidang kajian penelitian kita.
4. Koran
Karena koran umumnya ditujukan untuk pembaca yang umum (tidak khusus), informasi yang disediakan sangat terbatas untuk keperluan penyusunan tinjauan pustaka. Seringkali koran bermanfaat sebagai sumber informasi tentang kecenderungaan saat ini, perubahan atau penemuan (misalnya pengumuman perubahan kebijakan pemerintah), namun kita harus melengkapinya dengan informasi yang lebih rinci dari sumber-sumber lainnya.
5. Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Kelompok karya tulis ini dapat menjadi sumber pustaka yang berguna. Walaupun demikian, karya tulis kelompok ini memiliki beberapa kelemahan: 1) sulit untuk mendapatkannya karena tidak dipublikasikan dan hanya tersedia terbatas di perpustakaan universitas; 2) mahasiswa yang melakukan penelitian mungkin tidak cukup berpengalaman sehingga kita harus memperlakukan temuan dalam karya tersebut dengan lebih hati-hati bila dibandingkan dengan penelitian yang dipublikasikan.
6. Internet (jurnal elektronik)
Sumber informasi yang tumbuh paling cepat adalah di Internet. Tidaklah mungkin untuk mengkarakterisasikan informasi yang tersedia di internet, namun beberapa hal penting tentang penggunaan sumber elektronik: 1) harap diingat bahwa setiap orang dapat menerbitkan informasi di Internet sehingga kualitasnya mungkin tidak reliabel; 2) informasi yang dapat kita temukan mungkin dimaksudkan untuk audiens yang umum sehingga tidak sesuai untuk dimasukkan ke dalam tinjauan pustaka (informasi yang ditujukan untuk audiens umum biasanya kurang rinci); dan 3) saat ini semakin banyak jurnal yang memiliki reputasi mempublikasikan jurnalnya secara elektronik sehingga kualitasnya lebih dapat dipercaya (tergantung reputasi dari jurnal tersebut).

7. Majalah
Kebanyakan majalah ditujukan untuk pembaca umum sehingga kurang berguna untuk pencarian informasi yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian. Beberapa majalah khusus mungkin lebih berguna (misalnya majalah bisnis untuk mahasiswa agribisnis) tetapi biasanya majalah tidak memadai untuk rujukan penelitian kecuali sebagai titik awal (misalnya informasi tentang berita atau informasi umum tentang penemuan-penemuan baru, kebijakan, dan lain-lain) yang memerlukan rujukan ke sumber-sumber yang lebih khusus.
Jadi teori terkait dengan variable yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah. Menurut Siswono dalam Mardalis: 42; “Teori dapat diartikan sebagai seperangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai fenomena dengan menerangkan hubungan antara variabel, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan fenomena.
Jadi kajian teori atau tinjauan pustaka dalam sebuah penelitian merupakan aktivitas intelektual dalam penelitian yang tidak dimulai dari nol sama sekali. Akan tetapi selalu ada jejak-jejak intelektual orang lain yang telah mendahului apa yang kita kerjakan, baik yang langsung terkait dengan tema yang sedang kita kerjakan maupun yang berbeda. Membuat tinjauan pustaka tidak lain adalah upaya kita menghargai pekerjaan/temuan intelektual orang lain, meskipun kita tidak sepakat dengan temuan itu. Melalui upaya membaca kepustakaan yang relevan, seorang peneliti yang akan meneliti sebuah subjek dapat melihat posisi penelitiannya sendiri di tengah-tengah konteks karya-karya intelektual orang lain. Dengan cara itu paling tidak kita bisa menghindari tejadinya repetisi (pengulangan).
Secara umum tujuan penyusunan tinjauan pustaka yaitu: (1) untuk memperlihatkan mengapa penelitian kita perlu dilakukan, (2) bagaimana kita sampai pada keputusan memilih metodologi atau teori tertentu yang kita gunakan, (3) bagaimana karya kita menambah informasi terhadap penelitian-penelitian yang telah ada, dan lain-lain. Dalam menyusun tinjauan pustakan kita harus banyak membaca kemudian meringkas karya yang kita baca tetapi kita juga harus memutuskan gagasan atau informasi mana yang penting bagi penelitian yang akan dilakukan.
Kajian pustaka sangat membantu peneliti karena: (1) mengumpulkan gagasan dari peneliti lain yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian, (2) membantu peneliti untuk mengetahui hasil yang dicapai peneliti lain yang hampir mirip dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Dari uraian tentang keterbatasan-keterbatasan kajian yang dilakukan oleh orang lain itulah kita bisa melihat dua hal sekaligus:
Pertama, masalah apa saja yang masih bisa diteliti baik karena belum dibahas oleh karya-karya yang kita bahas tersebut maupun karena kita melihat kemungkin untuk melihat soal yang sama dari sisi yang berbeda; dan
Kedua, kontribusi yang akan kita berikan kepada upaya pembentukan ilmu pengetahuan, karena kita tidak akan melakukan repetisi belaka.

B. Syarat dan Struktur Kerangka Teoritik
Pada pembahasan sebelumnya telah dipaparkan beberapa sumber untuk mendapatkan kajian pustaka. Inti dari kajian pustaka adalah menjelaskan laporan tentang apa yang telah ditemukan oleh peneliti lain. Jadi secara umum kajian pustaka diharapkan mencerminkan hal-hal berikut ini.
a. Gagasan konseptual baru yang mendasari pelaksanaan penelitian. Untuk kepentingan ini perlu dirujuk hasil-hasil penelitian sejenis sebelumnya.
b. Telaah secara cermat hingga terungkap kekuatan dan kelemahan suatu teori / konsep
c. Kecermatan yang tinggi terhadap teori yang diacu dan relevansinya dengan masalah penelitian
d. Memberikan kerangka konseptual yang akan digunakan dalam proses penelitian
Kajian penting yang berkaitan dengan masalah biasanya di bahas sebagai subtopik yang lebih rinci agar lebih muda dibaca. Kemudian dalam memilih kerangka teori ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, apa tesis umum atau argumen utama karya yang kita bahas yang paling relevan dengan tema penelitian yang akan kita lakukan. Sebuah karya mungkin memuat bermacam-macam uraian yang terlihat sangat penting yang sering membuat kita kebingungan menentukan mana tesis utamanya. Untuk mengatasi masalah seperti ini, tetaplah fokus pada tema utama yang akan kita kerjakan dalam penelitian, sehingga kita bisa memilah dan memilih di antara sekian banyak argumen tadi mana yang paling relevan.
Kedua, kalau tesis umumnya sudah bisa kita uraikan secara singkat, maka dituliskanlah apa yang menjadi kelemahan-kelemahan utama dari tesis tersebut. Tidak ada karya yang bisa sepenuhnya sempurna, dan kalau kita kesulitan merumuskan kritik sendiri terhadap tesis tersebut, dicarikan rujukan lain yang bisa membantu mengetahui kelemahannya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji kepustakaan, yaitu:
1. Tentukan masalah penelitian setepat mungkin.
Peneliti harus menentukan pertanyaan penelitian secara spesifik. Pertanyaaan seperti: ”Metode mengajar manakah yang paling tepat untuk digunakan?” atau: ”Bagaimana seorang kepala sekolah dapat menjadi pemimpin yang efektif?” tampaknya masih samar-samar untuk menentukan referensi umum. Oleh karena itu pertanyaan penelitian harus lebih terfokus, lebih spesifik dan terukur. Misalnya: ”Apakah metode diskusi lebih efektif daripada metode ceramah dalam memotifasi siswa untuk mempelajari konsep tentang lingkungan?”
”Strategi apakah yang harus dipilih oleh seorang pimpinan agar dapat lebih efektif dalam membina kinerja dan moral stafnya?”
2. Baca dengan teliti sumber sekunder yang relevan.
Pada saat pertanyaan penelitian telah dirumuskan secara spesifik, maka peneliti perlu mencari satu atau dua sumber sekunder untuk mempelajari hasil penelitian atau penjelasan sebelumnya. Kemudian carilah gagasan pokok dari masalah yang telah terjawab melalui penelitian tersebut. Gagasan pokok ini dapat meningkatkan mutu pertanyaan penelitian
Beberapa contoh:
National Society for the Study of Education(NSEE) Yearbooks: diterbitkan setiap tahun dan memuat hasil penelitian dari berbagai topik; setiap buku terdiri atas 10-12 chapter tentang berbagai aspek permasalahan. Juga menerbitkan sejumlah nomor terbitan dari berbagai topik. Daftar nomor terbitan dapat dibaca di bagian belakang buku. Review of Rducational research: Terbit empat kali dalam setahun, journal penelitian untuk aneka topik pendidikan. Termasuk bibliografi. Review of Research in Education: terbit tiap tahun; setiap volume memuat survey pendidikan pada topik-topik penting yang ditulis oleh peneliti pendidikan terkemuka.
Di perpustakaan terdapat kartu catalog yang memuat informasi singkat yang dimasukkan dalam data base computer
3. Pilih dan baca dengan teliti satu atau dua referensi umum yang diperlukan
Setelah membaca sumber sekunder untuk memperoleh gambaran umum masalah, maka peneliti harus menemukan gagasan yang jelas mengenai apa yang akan diteliti. Dalam hal ini ada baiknya meninjau kembali pertanyaan penelitian, apakah perlu dirumuskan kembali agar lebih terfokus. Setelah puas, peneliti dapat memilih satu atau dua referensi umum untuk mengidentifikasi jurnal yang berkaitan dengan masalah.
4. Formulasikan istilah-istilah penting (kata kunci, phrase) yang berkaitan dengan masalah atau pertanyaan penelitian
Bila referensi umum telah dipilih, peneliti perlu merumuskan beberapa istilah penting. Deskripsi kata untuk membantu menentukan sumber primer. Misalnya untuk menentukan pertanyaan penelitian “Apakah siswa belajar lebih baik bila siswa diajar oleh guru tunggal?” Carilah kata penting dalam pertanyaan ini, kata kunci apa yang terdapat dalam pertanyaan? Kata kunci dalam pertanyaan ini adalah “tim pengajar” carilah kata serupa dan buatlah daftar padanannya misalnya pengajar kooperatif, pengajar bersama dan lain-lain. Kemudian carilah rujukan artikel yang berkaitan dengan topik ini.
5. Carilah referensi umum sebagai sumber primer yang releven
Bagaimana caranya? Meskipun tak ada rumus yang baku, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai penuntun:
Carilah terbitan terbaru yang sesuai, jurnal bulanan, jurnal yang terbit empat bulan, atau jurnal tahunan. Carilah apakah ada artikel yang sesuai pada terbitan tersebut. Jika menemukan artikel yang cocok, rekamlah dalam bentuk kartu lengkap dengan penulis, tahun terbit, judul, volume dan deskripsi isi. Lanjutkan mencari terbitan lainnya sehingga anda memperoleh gambaran lengkap dari berbagai artikel sebagai kerangka berpikir anda untuk melakukan penelitian.
6. Temukan dan bacalah sumber primer yang relevan, buat catatan dan simpulkan kata kuncinya. Setelah mencari referensi umum, peneliti hendaknya mempunyai sejumlah kartu bibliografik. Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan masing-masing sumber, membacanya, membuat catatan singkat yang relevan dengan masalah. Ada dua tipe sumber utama: jurnal dan laporan penelitian.
Bila semua artikel journal telah terkumpul, mulailah melakukan review/ kajian; mulai dari artikel yang terbaru, kemudian mundur ke artikel-artikel sebelumnya, karena artikel yang terbaru biasanya merujuk pada artikel sejenis yang terbit sebelumnya, dengan demikian peneliti dapat memahami penelitian sebelumnya.
7. Menuliskan laporan kajian pustaka
Setelah membaca dan mencatat dari berbagai sumber yang dikumpulkan, peneliti dapat mempersiapkan kajian final. Kajian pustaka terdiri dari 5 bagian yaitu:
Pendahuluan: menjelaskan secara singkat masalah penelitian dan menyusun pertanyaan penelitian. Peneliti juga menjelaskan alasan memilih masalah tersebut dan pentingnya masalah tersebut untuk dikaji dalam penelitiannya.
Kajian pustaka: menjelaskan laporan tentang apa yang telah ditemukan oleh peneliti lain atau membahas masalah penelitian. Kajian penting yang berkaitan dengan masalah biasanya dibahas sebagai subtopik yang lebih rinci agar lebih mudah dibaca. Bagian yang kurang penting biasanya dibahas secara singkat. Bila ada beberapa hasil penelitian yang mirip dengan masalah penelitian, maka dapat dituliskan: ”Beberapa penelitian juga telah dilaporkan dengan hasil yang hampir sama

C. Kerangka Pikir
Setelah dikemukakan beberapa teori tentang variable yang diteliti, kemungkinan masih ada beberapa konsep dalam teori tersebut memerlukan penjelasan. Untuk itu kita perlu menjelaskan arti dari konsep yang kita pakai, sebab tiap orang mungkin punya pengertian yang berbeda dengan orang lain dalam mengartikan suatu konsep. Definisi konsep atau kerangka pikir berfungsi untuk menyederhanakan arti kata atau pemikiran tentang ide-ide atau hal lain agar orang lain yang membacanya dapat segera memahami maksudnya sesuai dengan keinginan penulis yang memakai konsep tersebut. Dengan jelasnya pengutaraan konsep atau definisi istilah tersebut akan memperlancar komunikasi antara penulis dengan pembaca yang ingin mengetahui isi tulisan atau penelitian tersebut.
Sebagai contoh; konsep kursi, meja, dan mobil akan mudah dapat dimengerti orang lain. Meskipun yang dimaksud dengan kursi itu adalah tempat duduk yang bentuknya bermacam-macam. Ada kursi makan, kursi tamu, ada yang kakinya tiga dan ada yang empat. Demikian pula dengan konsep mobil, ada mobil truk, bus, sedan dan lain-lain. Namun orang dapat segera menangkap maknanya. Hal tersebut kita katakan konsep yang konkrit. Jika konsepnya abstrak, tidak mudah untuk dipahami oleh pembaca atau terkadang mereka salah iterpretasi. Contoh konsep ”kenakalan remaja”, apakah yang kita maksudkan dengan kenakalan remaja?
Hal seperti di atas harus dijelaskan, konsep kenakalan yang dimaksudkan oleh peneliti apakah nakal karena suka mengganggu wanita, atau kenakalan karena suka mencuri, berkelahi, membikin gaduh masyarakat dan sebagainya. Demikian pula halnya dengan konsep remaja, apakah yang masih muda-muda, ataukah termasuk juga yang masih dewasa, atau ditentukan batas usianya. Hal seperti memerlukan penjelasan agar dapat berkomunikasi dengan pembaca, agar tidak terjadi perbedaan penafsiran. Apalagi mengenai konsep gejala alam atau sosial yang sangat abstrak gambarannya, hal ini perlu diperjelas hingga dapat dikonkritkan pengertiannya.
Jika kerangka teori digunakan untuk memberikan landasan atau dasar berpijak penelitian yang akan dilakukan, maka pada kerangka pikir dimaksudkan pula untuk menjelaskan makna dan maksud dari teori yang dipakai, atau menjelaskan kata-kata yang mungkin masih abstrak pengertiannya di dalam teori tersebut. Dapat pula digunakan menjelaskan makna kata-kata yang tertera dalam judul yang kita kemukakan jika konsepnya masih bersifat abstrak.

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka sebagai kesimpulan pada makalah ini adalah:
1. Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan.
2. Sumber-sumber yang dapat dijadikan rujukan dalam telaah pustaka adalah: artikel/jurnal, buku, laporan pemerintah dan perusahaan, koran atau majalah, skripsi, tesis, disertasi, dan internet.
3. Tujuan kajian pustaka untuk membantu peneliti mengetahui hasil yang dicapai peneliti lain untuk dijadikan bahan perbandingan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Tetes Minyak Milikan

Percobaan tetes minyak milikan dilakukan oleh Robert A Milikan (1868 – 1953). Dalam percobaannya ia berhasil menemukan harga muatan electron secara akurat dan menunjukkan bahwa muatan electron bersifat diskrit. Elektron mempunyai peran penting dalam mempelajari gejala kelistrikan dan kemagnetan. Dalam eksperimen ini, kita menyemprotkan minyak dalam bentuk hujan tetes-tetes minyak dari atomizer. Setelah diamati hujan tetes-tetes minyak tersebut tampak seperti bintang kecil-kecil yang jatuh perlahan-lahan yang dipengaruhi gaya gravitasi dengan kecepatan yang bergantung pada massanya, viskositas udara dan gaya stokes.


Selanjutnya tetesan minyak di beri muatan dengan beda potensial yang cukup tinggi berkisar 300 volt – 450 volt. Besar muatan tetes minyak akan mempengaruhi gerakan atau kecepatannya. Hal ini dapat diamati jika tetes minyak bergerak turun berbeda kecepatannya jika bergerak ke atas, begitupun saat bergerak bebas tanpa muatan. Sehingga ada tiga kecepatan yang dialami oleh butir tetes minyak berdasarkan arah geraknya, ini bergantung oleh gaya yang mempengaruhinya. Besar kecepatan bintik minyak dapat dihitung dengan menggunakan persamaan gerak lurus beraturan.
y = v.t ( 1 )
dengan waktu tempuh dan jarak tempuh diketahui dari hasil percobaan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah percobaan sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh kecepatan turun dan kecepatan naik terhadap harga muatan tetes minyak?”
Tujuan percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan muatan satuan elektron (e) dan menunjukkan sifat diskrit muatan electrón

BAB II
KAJIAN TEORI

Dalam percobaan tetes minyak Millikan, gerakan kecepatan bintik minyak dapat dibuat dalam tiga keadaan, yaitu gerak ke bawah karena pengaruh gaya berat, gerak searah gaya berat dengan pengaruh gaya berat dan medan listrik, serta gerak berlawan arah gaya berat dengan pengaruh medan listrik dan gaya berat.
Keadaan pertama adalah gerak bintik minyak karena pengaruh gaya gravitasi. Pada kondisi ini bintik minyak bergerak dengan kecepatan konstan. Walaupun dalam kondisi yang sering kita jumpai di lingkungan kita bahwa benda yang bergerak ke bawah karena pengaruh gravitasi akan bergerak berubah beraturan. Hal ini disebabkan gaya gesekan udara sangat kecil dibandingkan dengan gaya tarik bumi, sehingga gaya gesekannya dapat diabaikan. Lain halnya pada percobaan tetes minyak Milikan, gaya gesekan fluida dalam hai ini udara dengan bintik minyak sangat mempengaruhi laju bintik minyak tersebut. Hal ini disebabkan oleh sifat kekentalan (viskositas) fluida tersebut dalam hal ini adalah udara. Viskositas pada fluida pada dasarnya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan tersebut bergerak. Secara rinci gaya gesek dalam fluida dijelaskan dalam hukum Stokes. Sesuai hukum Stokes, besar gaya gesekan fluida dirumuskan dengan,
Ff = 6rv ( 2 )
dimana:
 = viskositas fluida
r = radius bintik minyak
v = kecepatan





Gerak ke bawah tanpa medan listrik
Setelah minyak disemprotkan dengan atomiser ke dalam ruang antar kedua plat kapasitor, maka tetesan minyak yang jatuh pada awalnya mengalami percepatan. Karena adanya gaya gesek yang menghambat gerakan yaitu viskositas udara, maka pada saat tertentu akan mencapai laju konstan. Dalam waktu yang bersamaan atur posisi Ionisation Source Lever ke ON untuk memberikan muatan pada bintik minyak saat melewati Droplet Hole Cover yaitu ruang antara kedua pelat kapasitor yang telah di beri muatan. Jika bintik minyak telah nampak dan sudah ada sudah bintik minyak yang termuati, maka dipindahkan kembali Ionisation Source Lever diatur ke posisi OFF.
Setelah bintik minyak nampak dalam ruang antara kedua plat, maka untuk mengetahui apakah sudah bermuatan diputar posisi Plate Charging Switch ke arah positif. Jika bintik minyak bergerak ke atas ke arah plat positif, maka bintik minyak tersebut bermuatan negatif. Tetapi jika ada bintik minyak yang bergerak ke bawah ke plat negatif, maka bintik minyak itu bermuatan positif. Sebaliknya jika saklar Plate Changing Switch diputar ke arah negatif, maka plat bagian atas bermuatan negatif dan plat bagian bawah bermuatan posisif. Sehingga tetes minyak yang bergerak ke atas bermuatan positif, dan yang bergerak ke bawah bermuatan negatif.
Pada bagian ini akan dijelaskan gerak bintik minyak tanpa pengaruh medan listrik. Komponen gaya-gaya yang bekerja pada bintik minyak digambarkan seperti di bawah ini.






Keterangan:
Ff = gaya gesek antara tetesan minyak dengan udara
FA = gaya angkat ke atas (Archimedes)
w = gaya berat tetesan minyak
Berdasarkan hukum gerak Newton, resultan gaya yang bekerja pada tetesan minyak saat itu sama dengan nol.
F = 0 ( 3 )
F_f + F_A- w=0
6πηrv + □(□(4/3)) πr^3 ρ_f g- □(□(4/3)) πr^3 ρ_m g=0
6πηrv= □(□(4/3)) πr^3 g(ρ_m-ρ_f )
Dari hubungan ini diturunkan persamaan untuk menghitung jari-jari bintik minyak sebagai berikut:
r^2=9/2 ηv/(ρ_m-ρ_f )g
r =√(9/2 ηv/(ρ_m-ρ_f )g) (4)
















Bintik minyak bergerak ke atas
Bintik minyak dapat bergerak ke atas karena pengaruh medan listrik. Hal ini dapat terjadi karena bintik minyak yang telah bermuatan akan mendapat gaya listrik berupa gaya tolak atau gaya tarik. Ini tergantung dari jenis muatannya. Jika dipilih muatan bergerak keatas dan plat bagian atas bermuatan positif, maka terjadi gaya tarik pada bintik minyak yang bermuatan negatif. Gaya ini akan melawan besar gaya berat dan gaya Stokes dalam fluida. Gaya-gaya yang bekerja pada bintik minyak digambarkan seperti berikut.









Keterangan:
FE = gaya listrik antara keping dengan tetes minyak bermuatan negatif
FA = gaya angkat ke atas (Archimedes)
w = gaya berat tetesan minyak
Walaupun tetes minyak tidak diam, tetapi kecepatannya konstan. Sehingga resultan gaya yang bekerja pada tetesan minyak saat itu sama dengan nol. Berdasarkan hukum gerak Newton:

F = 0
F_E + F_A 〖- F〗_f-w=0
Vq/d+ □(□(4/3)) πr^3 ρ_f g-6πηrv- □(□(4/3)) πr^3 ρ_m g=0


Sehingga diperoleh persamaan untuk menentukan besar muatan tetes minyak yang bergerak ke atas adalah:
q=6πηrvd/V+(4πr^3 gd)/3V (ρ_m-ρ_f ) ( 5 )

Bintik minyak bergerak ke bawah dengan medan listrik
Gerakan bintik minyak ke bawah dengan pengaruh medan listrik kecepatan lebih besar, karena disamping gaya listrik juga bekerja gaya berat yang arahnya sama. Gaya yang melawan kedua gaya tersebut adalah gaya Stokes dan gaya angkat Archimedes. Gaya-gaya tersebut diuraikan seperti gambar berikut.










Keterangan:
FE = gaya listrik antara keping dengan tetes minyak bermuatan negatif
FA = gaya angkat ke atas (Archimedes)
w = gaya berat tetesan minyak

Seperti pada keadaan kedua di atas, kecepatan tetes minyak juga konstan. Sehingga resultan gaya yang bekerja pada tetesan minyak saat itu sama dengan nol. Berdasarkan hukum gerak Newton:


F = 0
F_E+w- F_A 〖- F〗_f=0
Vq/d+□(□(4/3)) πr^3 ρ_m g- □(□(4/3)) πr^3 ρ_f g-6πηrv=0

Sehingga diperoleh persamaan untuk menentukan besar muatan tetes minyak yang bergerak ke bawah karena pengaruh medan listrik adalah:
q=6πηrvd/V+(4πr^3 gd)/3V (ρ_f-ρ_m ) ( 6 )

Untuk menghitung besar muatan bintik minyak berdasarkan persamaan (5) dan (6) dibutuhkan sebuah faktor koreksi (k). Karena hukum Stokes tidak berlaku jika kecepatan benda yang bergerak dalam suatu fluida seperti pada tetesan minyak dalam udara lebih kecil dari 0,1 cm/s atau 10-3 m/s. Pada percobaan ini kecepatan bintik minyak rata-rata berada pada rentang 0,04 – 0,001 cm/s. Faktor koreksi tersebut dihitung dengan persamaan (7) di bawah ini.
k= 1/(1+b/pr) ( 7 )
dengan:
b = konstanta (8,20 x 10-3 Pa.m)
p = Tekanan barometric (mHg)
r = jari-jari bintik minyak





BAB III
METODE EKSPERIMEN
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan adalah:
Satu set Millikan oil drop apparatus
Transformator 12 volt DC untuk lampu halogen
Power Supply
Minyak non-votatile (Squibb #5597 mineral oil, rapat massa 886 kgm-3)
Atomizer
Stopwatch
Multimeter
Tissue
Cara Kerja
Sebelum melakukan eksperimen, plat kapasitor dibersihkan yaitu menggosoknya dengan tissue.
Menghubungkan power supply ke aliran sumber tegangan dan diatur hingga mencapai 350 – 500 volt.
Menyalakan lampu halogen kemudian mengamati apakah skala sudah nampak jelas jika diamati melalui teleskop.
Menghubungkan multimeter ke thermistor connection untuk mengukur hambatan thermistor.
Menyemprotkan tetes minyak ke dalam Dropplet Viewing Chamber secara tegak lurus.
Mengamati kehadiran bintikk minyak dan memberikan ionisasi dengan menggerakkan Ionisation Source lever ke posisi ON.
Diperkirakan telah terjadi ionisasi maka Ionisation Source lever di kembalikan ke posisi OFF.
Memilih satu bintik minyak pada teleskop, sambil menggerakkan Plate Charging Switch ke posisi muatan positif (+), Negatif (-), dan tanpa muatan.
Mengukur waktu yang digunakan bintik minyak dalam menempuh jarak tertentu, misalnya 5 skala (0,5 mm) dalam 3 keadaan yaitu bergerak keatas, bergerak ke bawah, dan bergerak ke bawah tanpa medan.
Diusahakan mengambil data lebih dari satu kali dalam 3 keadaan tersebut dengan bintik minyak yang sama.
Mengulangi kembali kegiatan 9 dengan memilih bintik minyak yang lain sampai 7 bintik minyak yang berbeda.

Identifikasi Variabel
Variabel kontrol : tekanan, hambatan, beda potensial
Variabel manipulasi : waktu
Variabel respon : muatan bintik minyak











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Percobaan
V = 375 volt
P = 767 mmHg
R = 1,765 x 106 ohm
Tabel Pengamatan
Jarak Tempuh dalam Medan Listrik = 0,5 mm = 5 x 10-4 m
Jarak Tempuh tanpa Medan Listrik = 0,5 mm = 5 x 10-4 m
Tetesan Minyak Waktu Tempuh Tetesan Minyak (s)
Dalam Medan Listrik Tanpa Medan Listrik
Ke Atas Ke Bawah Jatuh Bebas
I 7,4 5,4 25,1
10,9 5,1 21,1
13,5 5,7 25,4

II 19,2 5,5 22,6
20,2 5,7 23,7
18,3 6,4 20,5

III 8,4 5,5 26,4
10,2 4,3 26,1
8,5 5,5

IV 8,2 5,1 28,3
8,4 5,4 30,1
7,8 5,1 29,5
8,8 5,1 29,6
V 12,1 7,1 29,2
10,5 7,6 28,3
8,2 6,2 26,4

VI 17,3 8,2 22,6
11,5 7,8 22,7


VII 11,5 5,9 20,7
11,2 5,1 21,3


Analisa Data
Menentukan suhu tetes minyak berdasarkan besar hambatan yang terbaca pada thermistor.
Hasil pengukuran thermistor diperoleh hambatan sebesar 1,765 MΩ. Berdasarkan tabel Thermistor Resistance Table nilai tersebut berada pada rentang 300 – 310 yaitu:
300 = 1,774 x 106 Ω dan 310 = 1,736 x 106 Ω, sehingga harus digunakan interpolasi untuk mencari suhunya jika hambatan sebesar 1,765 x 106 Ω.
T=31- (1,765-1,736)/(1,774-1,765) x 1^0
T=31-(0,76) x 1^0
T=30,24 atau T=273,16+30,2 0C = 303,36 K
Penentuan Viscositas Udara berdasarkan suhu pada saat percobaan.
Berdasarkan hasil interpolasi diperoleh suhu pada percobaan adalah 30,2 0C.
Dari grafik hubungan Viscositas of Dry Air terhadap temperatur diperoleh:
Suhu 300C = 1,8720 x 10-5 Nsm-2 dan
Suhu 310C = 1,8760 x 10-5 Nsm-2
Sehingga dilakukan interpolasi untuk menentukan viscositas udara pada suhu 30,20C.
η=(1,8720+(30,2-31)/(31-30) x0,004)x〖10〗^(-5) 〖Nsm〗^(-2)
η=(1,8720+0,2 x0,004)x〖10〗^(-5) 〖Nsm〗^(-2)
η=(1,8720+0,0008)x〖10〗^(-5) 〖Nsm〗^(-2)
〖η=1,8728 x 10^(-5) Nsm〗^(-2)
Penentuan massa jenis udara berdasarkan Appendix Density of Air
ρ=ρ_0 (P.273,16)/(760.T)
ρ=1,2929767.273,16/760.303,36
 = 1,1749 kgm-3
Dengan menggunakan persamaan di bawah melalui analisis Microsoft Excel, diperoleh waktu tempuh rata-rata dan kecepatan untuk setiap bintik minyak seperti pada table berikut.
trata = (t_1+t_2+t_3+ … +t_n)/n
v= y/t ̅ , dengan y = 5 x 10-4 m
Tetesan Minyak tKe Atas tKe Bawah tJatuh Bebas
I 7,4 5,4 25,1
10,9 5,1 21,1
13,5 5,7 25,4
trata(s) 10,60 5,40 23,87
v(m/s) 4,72 x 10-5 9,26 x 10-5 2,09 x 10-5

Tetesan Minyak tKe Atas tKe Bawah tJatuh Bebas
II 19,2 5,5 22,6
20,2 5,7 23,7
18,3 6,4 20,5
trata(s) 19,23 5,87 22,27
v(m/s) 2,6E-05 8,52E-05 2,25E-05

Tetesan Minyak tKe Atas tKe Bawah tJatuh Bebas
III 8,4 5,5 26,4
10,2 4,3 26,1
8,5 5,5
trata(s) 9,03 5,10 26,25
v(m/s) 5,54E-05 9,8E-05 1,9E-05

Tetesan Minyak tKe Atas tKe Bawah tJatuh Bebas
IV 8,2 5,1 28,3
8,4 5,4 30,1
7,8 5,1 29,5
8,8 5,1 29,6
trata(s) 8,30 5,18 29,38
v(m/s) 6,02E-05 9,66E-05 1,7E-05

Tetesan Minyak tKe Atas tKe Bawah tJatuh Bebas
V 12,1 7,1 29,2
10,5 7,6 28,3
8,2 6,2 26,4
trata(s) 10,27 6,97 27,97
v(m/s) 4,87E-05 7,18E-05 1,79E-05

Tetesan Minyak tKe Atas tKe Bawah tJatuh Bebas
VI 17,3 8,2 22,6
11,5 7,8 22,7

trata(s) 14,40 8,00 22,65
v(m/s) 3,47E-05 6,25E-05 2,21E-05

Tetesan Minyak tKe Atas tKe Bawah tJatuh Bebas
VII 11,5 5,9 20,7
11,2 5,1 21,3

trata(s) 11,35 5,50 21,00
v(m/s) 4,41E-05 9,09E-05 2,38E-05

Menghitung jari-jari bintik minyak.
Untuk menghitung jari-jari bintik minyak digunakan persamaan di bawah ini dengan kondisi bintik minyak bergerak tanpa medan listrik. Hasil perhitungan dengan computer diperlihatkan seperti table di bawah.
r =√(9/2 ηv/(ρ_m-ρ_f )g)
 = 1,8728 x 10^(-5) Nsm^(-2)
m = 886 kgm-3
f = 1,1749 kgm-3
g = 9,8 ms-2

Tetesan Minyak vt(m/s) r(m)
I 2,09E-05 4,51E-07
II 2,25E-05 4,67E-07
III 1,9E-05 4,3E-07
IV 1,7E-05 4,07E-07
V 1,79E-05 4,17E-07
VI 2,21E-05 4,63E-07
VII 2,38E-05 4,81E-07

Menghitung faktor koreksi
Pada percobaan ini kecepatan bintik minyak yang diperoleh seperti pada perhitungan di atas berada pada orde 10-5 m/s. Sehingga untuk menghitung muatan bintik harus dikalikan dengan faktor koreksi sesuai dengan hasil perhitungan pada tabel di bawah ini.
k= 1/(1+b/pr)
b = konstanta (8,20 x 10-3 Pa.m)
p = Tekanan barometric (1,01 x 105 Pa)
r = jari-jari bintik minyak

Tetesan Minyak r(m) K
I 4,51E-07 0,78
II 4,67E-07 0,79
III 4,3E-07 0,77
IV 4,07E-07 0,76
V 4,17E-07 0,77
VI 4,63E-07 0,78
VII 4,81E-07 0,79

Menghitung muatan bintik minyak
Untuk menghitung besar muatan setiap bintik digunakan persamaan (5) dan (6), tetapi harus dikalikan dengan sebuah faktor koreksi pada persamaan (7), sehingga persamaannya seperti di bawah ini.
Bintik minyak bergerak ke atas:
q=k(6πηrvd/V+(4πr^3 gd)/3V (ρ_m-ρ_f ) )
Bintik minyak bergerak ke bawah:
q=k(6πηrvd/V+(4πr^3 gd)/3V (ρ_f-ρ_m ) )


Dengan menggunakan kedua persamaan tersebut dan nilai-nilai setiap besaran dianalisis melalui computer yaitu Microsoft Excel, maka hasil yang diperoleh seperti pada tabel berikut:
Tetesan Minyak qke atas(C) qke bawah(C) qrata-rata(C)
I 1,73E-19 1,82E-19 1,78E-19
II 1,28E-19 1,66E-19 1,47E-19
III 1,78E-19 1,89E-19 1,84E-19
IV 1,73E-19 1,78E-19 1,75E-19
V 1,53E-19 1,24E-19 1,39E-19
VI 1,49E-19 1,06E-19 1,28E-19
VII 1,86E-19 1,84E-19 1,85E-19












Pembahasan
Prinsip yang digunakan pada percobaan milikan adalah pengaruh gaya gravitasi dan gaya listrik pada partikel bermuatan (tetesan minyak). Tetesan minyak yang dihamburkan dalam ruang pengamatan dipengarahi oleh medan listrik. Medan listrik tersebut ditimbulkan dari beda potensial antara elektroda positif (atas) dan elektroda negatif (bawah) yang diberikan pada pelat kondensator. Pada saat gaya gravitasi sama dengan gaya listrik maka tetesan minyak tersebut akan mengambang. Tetesan minyak dalam medan listrik dipengaruhi oleh beberapa gaya yaitu gaya berat, gaya Stokes yang merupakan gaya penghambat, gaya dorong dan gaya elektrostatis.
Percobaan ini menggunakan dua metode yaitu metode statis (keseimbangan) dan metode dinamis. Untuk metode keseimbangan, karena tetesan minyak tersebut merupakan partikel bermuatan, sehingga setelah tegangannya dihilangkan maka tetesan minyak tersebut akan turun atau jatuh pada saat tetesan minyak tersebut jatuh, laju tetesan minyak tersebut nol. Dengan demikian gaya yang bekerja pada tetesan minyak tersebut hanya gaya berat atau gaya gravitasi dan gaya dorong yang arahnya berlawanan dengan gaya berat. Kemudian tetesan minyak akan mengalami resultan gaya ke bawah. Oleh karena itu, tetesan minyak akan mengalami percepatan sehingga kecepatannya bertambah. Seiring dengan bertambahnya kecepatan, gaya Stokes akan membesar dan pada suatu ketika akan terjadi keseimbangan antara ketiga gaya tersebut, resultan ketiga gaya tersebut nol. Oleh karena itu kecepatan tetesan minyak tersebut akan konstan. Dari sini tegangan dan kecepatan tetesan minyak tersebut dapat diketahui, berdasarkan pengamatan nilai beda potensial dan lamanya waktu yang dibutuhkan tetesan minyak untuk menempuh jarak y yang diperoleh bervariasi.
Berdasarkan perhitungan dapat diperoleh nilai muatan rata-rata dari setiap tetesan minyak adalah: (1) tetes minyak I = 1,78 x 10-19 C; (2) tetes minyak II = 1,47 x 10-19 C; (3) tetes minyak III = 1,84 x 10-19 C; (4) tetes minyak IV = 1,75 x 10-19 C; (5) tetes minyak V = 1,39 x 10-19 C; (6) tetes minyak VI = 1,28 x 10-19 C; dan (7) tetes minyak VII = 1,85 x 10-19 C. Nilai-nilai tersebut menyebar disekitar nilai muatan electron berdasarkan referensi yang ada, yaitu 1,6 x 10-19 C. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa satu elektronnya adalah 1,6.10-19 C, muatan sebesar ini merupakan muatan elementer.


Rabu, 11 Februari 2009

Masalah Pelajaran TIK

Kurikulum tentang mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah hampir 10 tahun diberlakukan oleh pemerintah. Bahkan standar isi sudah diadakan 2 kali perubahan dari KBK ke KTSP. Tetapi standar sarana dan tenaga pengajarnya belum pernah disentuh.



Ada kesan bahwa kurikulum pendidikan di negara kita bermuatan proyek. Sehingga semua kebijakan tentang perubahan kurikulum akan cepat jika arahnya untuk kepentingan kalangan atas atau penentu kebijakan. Kita ambil contoh sudah beberapa kali diadakan sosialisasi tentang kurikulum tersebut, tetapi apakah sudah pernah ada niat dari pemerintah untuk melengkapi sarana penunjangnya, seperti pengadaan Laboratorium Komputer, pengadaa Hardware Komputer dan beberapa sarana lainnya. Pengadaan seperti ini kan dananya lebih banyak yang langsung ke lapangan dari pada yang masuk kantong, sehingga kurang di perhatikan.

Tetapi kenyataan lain juga kami temukan berbeda. Kita ambil contoh sekolah di Makassar yang fasilitasnya sudah lengkap bahkan komputernya sudah melebihi dari cukup sebelum mata pelajaran TIK dijadikan pelajaran wajib, tetapi bantuannya cukup besar. Pernah ada teman (guru salah satu SMA di makassar) bercanda mereka bingung mau diapakan uang tersebut. Karena mereka mendapatkan bantuan untuk memperbaiki sarana IT sekolah tetapi sudah lengkap semua, coba dibayangkan jangankan Lab Komputernya, meja setiap guru saja sudah dilengkapi oleh pihak sekolah satu unit PC.

Saya membandingkan dengan sekolah saya di SMA negeri 1 Sinjai Barat yang berlokasi jauh dari pusat kota tanpa saluran telepon dan aliran listrik seadanya. Dalam pembelajaran komputer digunakan Lab Fisika sehingga kalau jam bersamaan dan semuanya mau praktikum harus ada yang korban. Jumlah unit komputer yang digunakan sangat terbatas (hanya 6 unit) dengan 40 siswa, itupun processor pentium 3.

Kendala lain adalah rendahnya tegangan listrik yang masuk ke lokasi sekolah. Sudah beberapa kali dikonfirmasikan dengan pihak PLN setempat tapi alasannya pihak ranting Sinjai belum merespon. Padahal Kecamatan Sinjai Barat akan menjadi pensupley sumber energi listrik untuk beberapa tahun ke depan. Karena sementara telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berlokasi di belakang SMA Negeri 1 Sinjai Barat. PLTA tersebut memanfaatkan sumber energi dari sungai Tangka. Mudah-mudahan pembangunannya berjalan lancar dan dapat dimanfaatkan dengan cepat, sehingga masalah rendahnya tegangan di lokasi SMA khususnya dalam kampus dapat teratasi secepatnya.

Selama ini kami sebagai pembimbing siswa dalam melakukan pembelajaran komputer terkadang kesal juga. Soalnya aliran listrik yang ada terkadang tegangannya rata-rata 170 volt.
Sehingga energi listrik yang disupley ke komputer tidak mampu untuk menjalankan komputer, atau terkadang hanya mampu menjalankan 2 unit komputer saja.

Sertifikasi Guru

Antara Profesionalisme vs Fortofolio
Menjadi polemik juga adanya Undang-undang Guru dan Dosen yang telah diberlakukan oleh pemerintah sejak 2 tahun. Karena sudah masuk tahun ketiga tapi manajemen pelaksanaan undang-undang tersebut masih simpan siur. Belum lagi terlambatnya dibayarkan tunjangan, sampai adanya beberapa aturan yang begitu meresahkan dari pihak guru tentang jumlah jam mengajar. Sebagian berpendapat bahwa guru yang lulus sertifikasi harus mengajar 24 jam tatap muka di kelas. Ada juga berpendapat bahwa yang dimaksud 24 jam adalah beban kerja selama satu minggu termasuk membuat perangkat pembelajaran dll.

Saya kembali menyoroti tentang profesionalisme guru dengan lulusnya mereka dalam sertifikasi guru. Pertanyaan besar, apakah betul mereka telah mengalami perubahan dengan lulusnya sertikasi tersebut. Jangan sampai mereka lulus karena jumlah poin yang mereka kumpulkan lewat fortofolio, dalam hal ini rajin mengikuti seminar, dsb.

Blogroll

 

All Physics

Portal Ilmiah

Links

Patner's Link

Blog Wija Tho Bone Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template